hanya istilah seni bukan estetika
Kamis, Agustus 25, 2011
Las Meninas..., shock me up!
Hai, Velazquez..., jika kamu telah menciptakan Las Meninas yang begitu menjadi perdebatan dan kajian. Akupun punya Las Meninas versi milikku yaitu Dayang-dayang para Paraoh. Mungkin tak sehebat Versimu yang mampu mengecoh mata dengan begitu cerdas. Versiku kuramu dari cerita Mashitoh yang menjadi pembantu Firaun untuk menyisir rambut anaknya.
Biasa saja. Namun kita satu pikiran melihat para pembantu raja perempuan yang kita sebut dayang itu. Entah jaman Paraoh sendiri yang ada beribu tahun yang lampau, 1656 jamnamu, atau jaman digital informasi milennium sekarang. Kupikira pembantu itu dimanapun tetap ada dan sama fungsinya. Yang dulu adalah budak, sekarangpun tetap diperbudak. Bahkan di jaman cuper canggih sekarang pun ironinya Las Meninas di negaraku tak seindah lukisanmu. Dayang dari negaraku nekad mau menjadi budak di negara kaun Paraoh di seberang sana dengan hukum mereka yang katanya "tidak" memperbudak walau telah berganti nama menjadi TKW.
Tapi kenyataannya, Ruyati telah mati di negara sana (Hm, Mashitoh pun mati direbus oleh Firaun). Dan masih ada 27 dayang lain yang menunggu dipancung.
Jika melihat visual lukisan Las Meninas yang begitu cantik bahkan banyak orang mengira mereka bukan para dayang. Justru kerabat raja atau puteri raja. Hm, aku jadi berpikir benarkah yang Velazquez lukis ini realita yang sebenarnya atau kamuflasi realita dari kenyataan saat itu.
Eniqmatic bagi Velazquez adalah hobbynya untuk mengaduk-aduk persepsi orang lain. Adakah kemungkinan juga saat itu dia dia ingin menunjukkan sisi unreal kehidupan para dayang? Ataukah mungkin Velazquez punya bakat bipolar?
Apakah dayang sebenarnya yang dimaksud Velazquez ini? Kupikir hanya ILUSI.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar