hanya istilah seni bukan estetika

Minggu, Maret 06, 2011

SOTO

SOTO AYAM

soto di kantinku ...
terlalu banyak kuah dan penyedap
suwir daging ayamnya hanya beberapa helai
krupuk yang tinggal seplastik
bihunnya juga tidak lunak
bahkan nasinya, akas ...
yang segar hanya daun seledri dan sambal
telur rebus setengah potong mengapung
padahal kubeli Rp. 5000,-
ya, mau apa lagi
perut sudah melilit perih sejak pagi
seaneh apapun soto kusantap juga
biar ada tenaga tuk ulangan fisika
tentang gaya jam kelima
yap, lahap juga kunikmati
soto ayam rendah gizi
(21.05.08)


Halah, kok jadi ingat puisi yang kubuat beberapa tahun lalu. Tadi tiba-tiba jalan keliling Bontang cari cartridgegak ada toko yang buka, e ketemunya malah penjual Soto Kepala. Wuih, apaan tuh. Akhire yo mampir. Dalam hati memperkirakan adalah soto kepala ayam yang gurih dan renyah. Nunggunya minta ampun lamaaa banget dan panas global warming. Setelah hampir 30 menit (sambil dengerin iPod) akhirnya soto ditangan juga. Pulang kubuka, walah... kok gak ada kepalanya? e, ternyata daging-daging tetelan kepala kambing. Waduh, What should i do then? kumakan juga. dan rasanyapun diluar dugaan. Nilai 70 aja, deh.
Kesimpulannya nih, selama di Bontang belum nemu soto yang mak nyus dan sueger. Semuanya biasa aja.
Alternatif lain soto yang enak adalah soto di bakso lapangan tenis di Plaza Mulia Samarinda ini yang paling dekat (Halah paling dekat kok ya harus menempuh jarak sekitar 120 km to yo. Capek deh)
Selamat berburu soto enak...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar