bosan aku, terduduk dua setengah jam dalam hari-hari
lelah telah coba kupahami pertanyaan yang makin buram
lembar jawab yang sudah gosong grafitku
juga silang menyilang jeruji dalam a-b-c-d
: oh, teliti lagikah?!
pantat dan punggung sudah laksana siku-siku 90 derajat besi
dua jam lagi masih terlalu lama
setengah jam usai kuukir jawaban sekedarnya
di kertas, di meja, di kursi, di baju
bahkan di ujung kesulitan
waktu merambat lambat
otakku sudah nging nging vertigo
tak mampu lagi mencari alibi
adakah jarum jam ketiduran dan lupa bertugas?
ataukah pasir dalam jam kuno tersumbat kerikil ketololan
akhirnya jangan salahkan aku
jika kulukis aneka ornamen abstrak di dinding dan udara
bahkan langit-langit kelas
atau jika kucipta puisi gaduh aneka kegelisahan
atau jika kubuat drama sebabak tentang putri tidur
atau bahkan asyik mendesain aneka permainan langka
yang hanya bisa kupahami sendiri
akankah ujian akhir nasional ini
kan bawaku pergi menuju masa depanku
yang entah kusendiri tak paham mau kemana
akankah butiran soal-soal memusingkan ini
kan bawaku seperangkat kehidupan yang bermakna
seperti halnya buku-buku paket yang harus kuhafal
dalam beberapa hari ini
akankah juga rumus dan kamus ini nanti
antarkanku peroleh definisi bahagia
aku masih menunggu dengan bosan
kata tabu yang harus kurevisi menjadi sebuah kesabaran
aku harus terus menunggu
walau detik waktu tak tentu dalam hitunganku
aku harus menempuh takdirku
sebagai murid dengan hukum kewajiban belajar
tak boleh mengeluh
harus menunggu kepompong jati diriku mekar
sayapnya mungkin akan jadi kupu-kupu
yang akan terbang mencari kebebasanku sendiri
ya, rupanya jam dinding memang ketiduran
(27.05.08)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar