Selamat bergabung dengan komunitas seni. Seni mampu membangun kerajaan imajinasi dengan pasukan kreatifitas.

Rabu, Mei 13, 2009

Sekolahku SD 2 YPK

Beberapa hari ini kami kami para guru SD sedang mengawas di UASBN di beberapa sekolah yang ada di Bontang. And i've got a new experience...

Selama ini sayaselalu berkutat di sekolahku, yang kurasa biasa saja. padahal fasilitas sudah sangat lengkap, multimedia di setiap ruangan, AC dan lingkungan yang luas.
Apalagi para guru yang banyak pengalaman level nasional seperti bu Sri Rahayu yang jadi Guru Berprestasi Nasional atau aku sendiri (he he narcis)

Memang dilema sekolah gratis yang kontradiksi dengan kenaikan sekolah kami (sekolah kami swasta) terasa sangat memberatkan. dan yang terjadi adalah penurunan jumlah siswa.
Orang tua banyak memilih untuk menyekolahkan anaknya diluar YPK.
Karenanya timbul banyak pertanyaan di kepalaku.

Apakah yang menarik perhatian para orang tua tersebut untuk menyekolahkan anaknya di luar YPK?
Jika hanya sekedar biaya sekolah yang mahal (300rb) kurasa sekolah swasta di Bontang yang baguspun tidak murahbiayanya. Toh orang tua banyak yang mampu untuk di lingkungan perusahaan.
Jika yang jadi pilihan adalah Islam Terpadu, kurasa pendidikan Agama itu adalah tanggungjawab orangtua di rumah. dan justru banyak yang sore sekolah di TPA. kurasa justru kurang bijak jika melemparkan pendidikan agama justru ke sekolah dan seakan orangtua cuci tangan.
Jika mutu sekolah yang dicari? bukankah jelas indikator sekolah yang bermutu itu ada di sekolah kami, yaitu guru-guru yang bermutu, kepala sekolah yang bermutu, dan sistem yang bermutu.

Dari perjalanan ke beberapa sekolah negeri dan swasta di Bontang ini aku jadi semakin melihat kelebihan sekolahku sendiri.
Ketika masuk ruangan kelas terasasejuk, fasilitas bagus, ruang bermain yang luas, udara segar pepohonan dan hutan yang segar.
Yang paling penting adalah perpustakaan yang bagus dengan koleksi yang sangat lengkap, ruangan sejuk dan administrasi yang canggih.

apakah yang dicari di luar?

Selidik punya selidik ternyata yang daftar di SMP dan SMA YPK cukup memenuhi target.
padahal kami sudah khawatir peminat yang ke YPK sedikit. ternyata banyak juga. dari beberapa berita ternyata banyak orang tua yang komplain ke sekolah yang rencana di tuju di luar YPK. Komplain tentang ketidakprifesionalan pelayanan, komplain tentang kondisi fisik sekolah, komplain tentang ruangan kelas, bahkan banyak kabar yang beredar kalau materi yang diajarkan di SMPN yang dianggap bagus di Bontang ini ternyata hanya mengulang pelajaran SD di YPK. terutama kemampuan teknologi dan Bahasa Ingris yang memang sudah bagus di YPK. sehingga ada beberapa anak yang masih beberapa minggu jenuh dan malas bersekolha dan akhirnya minta pindah ke YPK lagi.

Begitu juga yang kulihat sendiri kemaren saat mengawas di salah satu SD IT yang dianggap bagus di Bontang, ternyata ruangannya kurang bersih, agak pengap, ruang gerak mainnya kurang banyak. Bahkan saat studi banding ke SD Muhammadiyah di Samarinda yang dianggap paling bagus di Kaltim, terasa keadaan YPK lebih unggul dari segi ketersediaan fasilitas fisik dan guru.

Justru YPK punya nilai plus. Yaitu input atau yang kita terima adalah seluruh kemampuan anak itu tanpa adanya test atau penyaringan. Walaupun begitu, kita bisa mengantarkan mereka menggali potensi dan kemampuan mereka sesuai dengan jati dirinya.

jadi, jika ada sekolah bagus dengan lulusan yang bagus, nilai-nilai yang tinggi, namun saat masuk ditest dan disaring dari yang terbaik, maka itu tidak heran.

Justru yang patut diherankan adalah sekolah Negeri yang dianggap bagus, menerima dari yang terbagus, namun anak tersebut di perjalannya menjadi jenuh dan tidak optimal. justru ini yang menjadi pertanyaan besar. dan ini banyak terjadi di Bontang.

Semoga tulisan saya ini menjadi renungan.
Jangan karena sayang harta, pendidikan anak dikorbankan.

ada pendapat:
Sesuatu yang kita peroleh dengan murah, pasti akan kurang kita hargai.
Ingat, di pasaran, barang yang bermutu pasti tak akan dijual murah.
Kita punya instinc untuk bangga dengan barang berharga kita yang harganya mahal.
karenanya janganlah terlalu materialistis.

ratnahar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar